Selasa, 14 November 2017

Menjadi Pemuda Elit

_*MUTHOLAAH  Vol.77*_   02/11/2017
๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ

Menjadi Pemuda Elit




*Menjadi Pemuda Elit*

 ุนَู†ْ ุนُู‚ْุจَุฉَ ุจْู†ِ ุนَุงู…ِุฑٍ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚َุงู„َ :
 _ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ :_

*((ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ู„َูŠَุนْุฌَุจُ ู…ِู†ْ ุงู„ุดَّุงุจِّ ู„َูŠْุณَุชْ ู„َู‡ُ ุตَุจْูˆَุฉٌ))*

 Dari Uqbah bin Amir rodiyallahu 'anhu ia berkata:
_Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:_

 *"Sesungguhnya Allah 'azza wajalla benar-benar ta'ajub terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki Shabwah(Sifat kekanak-kanakan)."*

 (HR.Ahmad,16731, sohih).

๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿˆ

_✍๐ŸผPENGERTIAN HADITS :✍๐Ÿผ_

๐ŸŒผHadits ini memberikan pengertian bahwa _Allah ta'ajub atau terheran heran kepada anak muda yang tidak membawa sifat kemudaan._
Artinya pemuda yang tidak melakukan kebiasaan umumnya para pemuda melakukan, seperti berhura-hura, main-main, dan berbagai perilaku lainnya yang sering terjadi pada pemuda.

๐ŸŒผKeta'ajuban Allah _hanya tertuju kepada pemuda saja._ Dikarenakan kecenderungan serta peluang seorang pemuda untuk melakukan kemaksiatan itu sangat-sangat besar. Pemuda ditakdirkan mempunyai fisik yang kuat, emosi yang tinggi, syahwat yang membara dan rasa  keingintahuan yang sangat tinggi. Dengan modal itu semua, pemuda bisa saja melakukan semua yang dia inginkan, termasuk kemaksiatan. Dan disinilah banyak pemuda bahkan mayoritas pemuda terjatuh dalam dunia kelalaian dan kedosaan.

๐ŸŒผPadahal sejatinya semua modal yang Allah karuniakan di usia muda itu adalah sebuah ujian kepadanya. Bila diambilnya untuk kemaksiatan, maka hal itu akan sangat gampang tercapai. Dan bila di pakainya modal itu untuk ketaatan maka juga akan tercapai.
Akan tetapi hasil akhir  dari keduanya sangat jauh berbeda.
Yang pertama adalah dosa dan beroleh siksa ,sedang yang kedua pahala dan  mendapat sanjungan Allah

๐ŸŒผContoh pemuda elit (dimata Allah) adalah *al Imam Nawawi*
Suatu hari al Imam Nawawi bersama anak-anak lain. Mereka memintanya bermain bersama-sama. Kemudian terjadi sesuatu yang mengagumkan, nawawi kecil lari meninggalkan mereka sambil menangis karena merasa dipaksa. Dalam keadaan yang demikian itu dia tetap membaca Al-Qur’an. Demikianlah, sang Imam tetap terus membaca Al-Qur’an sampai dia mampu menghafaknya ketika mendekati usia baligh. (At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran).

๐ŸŒผRespon ta'ajub hanya muncul bila suatu perkara yang disaksikannya itu perkara yang luarbiasa dan jarang atau mustahil terjadi.

๐ŸŒผDari sini kita ambil pelajaran bahwa pemuda yang tidak mempunyai sifat kekanak-kanakan yang cenderung menggelincirkan itu, amatlah sangat sedikit dijumpai, langka.

๐ŸŒผHadits ini memberikan nasihat yang begitu agung kepada saudaraku pemuda untuk menjadi bagian  minoritas yang  dikagumi ini. *Jadikan modal mudamu untuk disalurkan  kepada pahala dan kemulyaan setinggi-tingginya*. Sebab masa muda ini hanya sekali saja, tidak akan pernah kamu ketemukan selama-lamanya sepanjang hidupmu.

*✊๐ŸผSo.... spirit ibadah, belajar dan berkarir di usia muda....!!!*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
  *๐Ÿ’MT AS SAKINAH๐Ÿ’*

Kunjungi rumah kami di :
- # http://talimassakinah.blogspot.co.id
- # fb : Taklim As Sakinah
- # Gmail : jauharulfoundation@gmail.com

Sabtu, 11 November 2017

MENGGUNAKAN NIKMAT


MENGGUNAKAN NIKMAT




*MUTHOLAAH  Vol 76*   _01/11/2017_

๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•

*_MENGGUNAKAN NIKMAT_*

_ุนَู†ْ ู‚َุชَุงุฏَุฉَ ุนَู†ْ ุนَู…ْุฑِูˆ ุจْู†ِ ุดُุนَูŠْุจٍ ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠู‡ِ ุนَู†ْ ุฌَุฏِّู‡ِ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู… ู‚َุงู„َ , ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ :_
 *(( ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠُุญِุจَّ ุฃَู†ْ ูŠَุฑَู‰ ุฃَุซَุฑَ ู†ِุนْู…َุชِู‡ِ ุนَู„َู‰ ุนَุจْุฏِู‡ِ))*

ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*Arti hadits:*

_Dari Qatadah dari 'Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:_ *"Sesungguhnya Allah senang bila melihat bekas nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya."*

      (HR.Tirmidzi, Hasan)

๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•๐Ÿ•

*_✍๐ŸผPENGERTIAN HADITS ✍๐Ÿผ:_*

๐Ÿฅ‘Hadits ini memberikan makna bahwa Allah sangat suka kepada hambaNya yang memanfaatkan nikmat yang Allah karuniakan kepadanya.
Ini merupakan bentuk mensyukuri nikmat tersebut.

๐Ÿฅ‘Nikmat Allah ada dua yaitu nikmat duniawiah dan nikmat diniyah.

*๐ŸœNikmat duniawi*
Cara memanfaatkan nikmat duniawi ialah dengan  mensyukurinya, memanfaatkan dengan baik, dan membagi-bagikannya.

*๐ŸœNikmat diniyah*

Cara memanfaatkan nikmat diniyah adalah dengan mengamalkan ilmu agama itu, berakhlak dengannya, dan menularkannya ke orang lain.

๐Ÿฅ‘ Nikmat atau karunia Allah seharusnya diperlihatkan, tujuannya untuk mensyukuri nikmat tersebut.
Allah berfirman :

*{ูˆَุฃَู…َّุง ุจِู†ِุนْู…َุฉِ ุฑَุจِّูƒَ ูَุญَุฏِّุซْ}*

_Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)_
 (QS. Adh-Dhuha: 11)

ุนَู†ِ ุงู„ู†ُّุนْู…َุงู†ِ ุจْู†ِ ุจَุดِูŠุฑٍ ู‚َุงู„َ :ู‚َุงู„َ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ِู†ْุจَุฑِ :
*ู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุดْูƒُุฑْ ุงู„ْู‚َู„ِูŠู„َ ู„َู…ْ ูŠَุดْูƒُุฑْ ุงู„ْูƒَุซِูŠุฑَ ูˆَู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุดْูƒُุฑْ ุงู„ู†َّุงุณَ ู„َู…ْ ูŠَุดْูƒُุฑْ ุงู„ู„َّู‡َ ุงู„ุชَّุญَุฏُّุซُ ุจِู†ِุนْู…َุฉِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุดُูƒْุฑٌ ูˆَุชَุฑْูƒُู‡َุง ูƒُูْุฑٌ ูˆَุงู„ْุฌَู…َุงุนَุฉُ ุฑَุญْู…َุฉٌ ูˆَุงู„ْูُุฑْู‚َุฉُ ุนَุฐَุงุจٌ*

Dari An-Nu’man bin Basyir berkata, “Rasulullah saw berkhutbah di atas mimbar menyampaikan sabdanya:
_‘Barangsiapa tidak mensyukuri yang sedikit, berarti tidak bisa mensyukuri yang banyak. Barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah. Sesungguhnya menyebut-nyebut nikmat Allah adalah bersyukur dan meninggalkannya adalah kufur. Bersatu akan  membawa rahmat dan bercerai-berai akan mendatangkan adzab’.”_ (Musnad Imam Ahmad, no. 17721)

ุนَู†ْ ุฌَุงุจِุฑٍ، ุนَู†ِ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู‚َุงู„َ: "ู…َู†ْ ุฃُุจْู„ِูŠ ุจَู„َุงุกً ูَุฐَูƒَุฑَู‡ُ ูَู‚َุฏْ ุดَูƒَุฑَู‡ُ، ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุชَู…َู‡ُ ูَู‚َุฏْ ูƒَูَุฑَู‡ُ"

Abu Daud mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Jarrah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: *Barang siapa yang mendapat suatu cobaan (nikmat), lalu ia menyebutnya, berarti dia telah mensyukurinya; dan barang siapa yang menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkarinya*.(HR.Abu Dawud).

๐Ÿฅ‘Muhammad ibnu Ishaq telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa apa yang telah diberikan oleh Allah kepadamu berupa nikmat, kemuliaan dan kenabian, hendaklah engkau menyebut-nyebutnya dan ceritakanlah kepada orang lain dan serulah (mereka) kepadanya. (Tafsir Al Quran al 'Adzim, juz 4).

๐Ÿฅ‘Jadi apapun yang Allah karuniakan kepada kita maka hendaknya kita mempergunakanya dan memperlihatkannya kepada saudara-saudara kita, serta berbagilah kebahagiaan itu kepada mereka.

๐Ÿฅ‘Nikmat Allah tidak sepantasnya dibiarkan berkarat tidak dikonsumsi. Jika kiranya kita tidak membutuhkan maka alihtangankan kepada orang lain yang membutuhkannya. Sekian.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
            ๐Ÿ’To Fay๐Ÿ’


Kunjungi rumah kami di :

- # http://talimassakinah.blogspot.co.id
- # fb : Taklim As Sakinah
- # Gmail : jauharulfoundation@gmail.com