Rabu, 30 Januari 2019

ENAM PRINSIP PERDAMAIAN BERBANGSA


*MUTHOLAAH VOL.107*


“ENAM PRINSIP PERDAMAIAN BERBANGSA”





عن عوف بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا : ((إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ وَ سَفْكَ الدَّمِ وَ بَيْعَ الْحُكْمِ وَ قَطِيْعَةَ الرَّحْمِ وَ نَشْوًا يَتَّخِذُوْنَ الْقُرْآنَ مَزَامِيْرَ وَ كَثْرَةَ الشُّرَطِ))
رواه الطبراني، فى المعجم الكبير، صحيح

ARTI HADITS :

Dari Auf bin Malik rodhiAllahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :

“Aku khawatir atas kalian enam perkara: imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), menumpahkan darah, jual beli hukum, memutuskan silaturahim, anak-anak muda yang menjadikan Alquran sebagai seruling-seruling, dan banyaknya Aparat (yang zalim)”.

[HR. Ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabiir, sohih].

PENGERTIAN HADITS :

Ada enam hal yang menjadi kehawatiran Nabi saw kepada umatnya, yaitu ; 

1.   Imaarotus Sufaha (Pemimpin pemimpin yang bodoh).

Siapa yang dimaksud dengan imarotus sufaha' ini? maka beliau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri dalam hadits riwayat yang lain telah menjelaskan kepada salah seorang sahabatnya yang bernama Ka’ab bin ‘Ujrah, beliau bersabda : 

 أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي

“Semoga Allah melindungimu dari imarah sufaha”. Ia berkata, “Siapakah imarah sufaha itu?” Beliau bersabda, “Yaitu pemimpin-pemimpin yang akan datang setelahku. Mereka tidak mau mengambil petunjukku, dan tidak mau mengambil sunahku. Barangsiapa yang membenarkan kedustaan dan membantu kezaliman mereka, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari mereka, dan mereka tidak akan singgah di telaga haudlku. Dan barang siapa yang tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak membantu kezalimannya, maka merekalah golonganku dan aku dari golongan mereka, dan mereka akan singgah di telaga haudlku”. (HR. Ahmad, Hadits Sohih). 

Jadi jelas sudah bahwa yang dimaksud dengan “iamarotus sufaha' ini ialah para pemimpin yang tidak menjalankan syariat Islam didalam kepemimpinanya”.  Jika hukum Allah tidak diterapkan maka yang terjadi kehancuran dan tercabutnya berkah dari langit dan dari bumi. Apa yang beliau Nabi saw pesankan kepada Ka'ab bin Ujroh ini, juga berlaku kepada seluruh umat Islam.  Kepada para penguasa hendaknya memperhatikan setiap kebijakannya, jangan sampai kebijakan kebijakan yang diambil bertentangan dengan konsep konsep keislaman.  Juga kepada rakyatnya hendaknya bersikap objektif. Dukunglah kebijaksanaan penguasa yang baik dan penuh maslahat dan kritislah kepada kebijakan penguasa yang menyimpang dan merugikan rakyat. 
Ingat, menentukan dukungan kepada penguasa didunia maka akan terbawa akibat dan efeknya sampai di akhirat. 

2.   Safku Daam (penumpahan darah).

Sejatinya, sesama muslim adalah saudara. Sesama muslim seperti satu tubuh yang menyatu, tidak saling melukai apalagi menumpahkan darah. Namun ketika sudah benar benar hidup di dunia nyata, tak sedikit sesama muslim saling tikam dan saling bunuh. Banyak di antara manusia yang tidak kuat mengendalikan emosi kemarahannya. Sehingga melampiaskan emosinya dengan memukul hingga membunuh. Ketika orang sudah memulai memukul dan lebih lebih membunuh berarti ia telah dikuasai oleh nafsu syaithoni. 

Pada keadaan seperti ini lupalah ia akan dampak dosa yang sangat besar dari kasus seperti ini.  Hal seperti inilah yang sangat dikhawatirkan oleh Nabi saw.  Dimana Umat beliau begitu sulitnya menahan gejolak emosi nafsunya. Padahal membunuh sesama muslim berdampak dosa sangat besar. Jiwa seorang muslim lebih berharga dari dunia dan seisinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قَتْلُ الْمُؤْمِنِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ زَوَالِ الدُّنْيَا

“Membunuh mukmin lebih dahsyat di sisi Allah dari hancurnya dunia”
[Shahih Targhib no 2440, dari hadits Buraidah].

Membunuh seorang muslim tanpa hak, dosanya seperti membunuh manusia seluruhnya. 

*مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِى إِسْرَاءِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي اْلأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا*

“Oleh karena itu, Kami tetapkan bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan – akan dia dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya”. (QS. Al Maidah: 32)

3.   Bai'ul Hukmi_*(Jual beli hukum).

Yang dimaksud dengan jual beli hukum adalah suap-menyuap agar seorang hakim menghukumi memihak kepada orang yang membayarinya, dan ini adalah dosa yang besar dan mendatangkan laknat Allah Ta’ala. Karena kewajiban hakim adalah menghukumi manusia dengan ‘adil sesuai dengan syariat Islam serta perundang undangan yang berlaku, maka jika hukum dapat dibeli dengan uang, akan hancurlah negeri dan binasalah manusia. 
Jika ketidak adilan merajalela maka suatu bangsa akan berakhir dan adzab Allah akan menimpa mereka. Tegas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melaknat orang yang memberi  suap dan yang disuap 

لَعَنَ اللَّهُ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ فِي الْحُكْمِ

“Semoga Allah melaknat orang yang menyuap dan menerima uang suap dalam hukum”.
(HR Ahmad, sohih ).

4.   Qotii'atu rohmi (memutus hubungan silaturohmi).

Hal yang juga sangat dikhawatirkan Nabi saw ialah begitu gampangnya kaum muslimin ini perpecahan belah.  Umat ini lemah karena sebab ketidak rukunan mereka. Banyak kasus, hanya perkara perkara kecil meraka sudah saling membenci dan memutus hubungan silaturohmi. 
Jadi, “maklumi perbedaan, waspadai perpecahan”, sebab perpecahan adalah misi utamanya setan dan antek anteknya.  Ada sebuah hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad _Shalallahu  ‘alaihi wa sallam_ bersabda:


إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِى التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ » )) أخرجه مسلم((
                                                                           
“Sesungguhnya setan telah berputus asa untuk menjadikan orang-orang beriman menyembahnya di Jazirah Arab, namun masih tersisa tipu dayanya yaitu mengadu domba diantara kalian”. (HR Muslim no. 2812).

5.   Al Quran menjadi seruling

Peristiwa ini mengisyaratkan betapa kurangnya manusia dalam memulyakan Al Qurah dan agama islam secara umum, sehingga banyak dari manusia itu sendiri yang berani membuat lantunan lantunan lagu dari ayat ayat Al Quran.  Ibnu Katsir rahimahullah berkata : 

*المطلوب شرعا إنما هو التحسين بالصوت الباعث على تدبر القرآن وتفهمه والخشوع والخضوع والإنقياد للطاعة فأما الأصوات بالنغمات المحدثة المركبة على الأوزان والأوضاع الملهية والقانون الموسيقائى فالقرآن ينزه عن هذا ويجل ويعظم أن يسلك فى أدائه هذا المذهب*

“Yang diminta oleh syariat adalah membaguskan suara yang membangkitkan keinginan untuk mentadabburi Alquran, memahami, khusyu, tunduk, dan taat. Adapun membaca Alquran dengan nada-nada yang diada-adakan dengan wazan-wazan (pola kalimat) yang melalaikan dan aturan musik, maka Alquran harus disucikan darinya, dan dibersihkan dari cara-cara seperti itu”. (Lihat ; kitab Fadhail Al Quran).

Agama merupakan unsur yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Sebab agama mempunyai fungsi untuk mengkontorl perilaku manusia. Jika agama sudah dikesampingkan dan dilecehkan maka tunggulah kehancuran suatu negri.  

6.   Katsrotus Syuroti (Banyak aparat yang dholim).

Tentang kemunculan aparat yang dholim ini sudah di prediksi oleh Nabi saw. sejak zaman dulu. Berarti zaman beliau masih hidup belum muncul, baru setelah beberapa kurun sepeninggalan beliau muncul aparat aparat yang zolim ini. 

Nabi Saw bersabda : 

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ

“Dua kelompok dari ahli Neraka yang belum pernah aku melihatnya: suatu kaum yang membawa cambuk bagaikan ekor-ekor sapi, ia memukuli manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang”. (HR Muslim).

Aparat ditugaskan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa aman dengan keberadaan aparat. Jika suatu zaman yang terjadi keberadaan mereka membuat masyarakat tidak nyaman karena keagresipan mereka maka bertanda zaman sudah dekat dengan hari kiamat, karena tanda yang diprediksikan Nabi saw telah muncul. 

Keenam macam yang dikhawatirkan Nabi saw ini merupakan prinsip prinsip utama  hidup damai berbangsa dan bernegara. Jika ke enam macam yang membahayakajn ini hilang dari suatu bangsa, maka makmurlah pula bangsa itu, namun jika keenam ini masih terus  berkembang maka tunggulah kehacuranya. 

Ya Allah satukan hati kaum muslimin, makmurkan hidup mereka, dan  lindungilah mereka dibawah pemguasa yang adil dan kasih sayang. Amin. 



-MT AS SAKINAH-

Kunjungi :




# FB : Taklim As Sakinah

# Gmail : jauharulfoundation@gmail.com




Selasa, 29 Januari 2019

MEREDA MURKA TUHAN


*MUTHOLAAH VOL. 106*


“MEREDA MURKA TUHAN”





عَنِ أَبِي أُمَامَةَ رضي الله عنه قَالَ , قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْه :
)) صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ , وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ , وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمْرِ ((
.رواه المنذري ، سنده حسن


ARTI HADITS :

Dari Abu Umamah rodiyallahu 'anhu ia berkata, telah bersabda Rosulullah shallahu 'alaihi wa sallam :

"Perbuatan perbuatan baik itu menjaga diri dari kematian-kematian buruk, sedekah siir (sembunyi-sembunyi) akan memadamkan kemarahan Allah, dan silaturohmi akan menambah umur".

[HR. Al Mundziri, dalam At Targhib wa At Tarhib, sanadnya Hasan].



PENGERTIAN HADITS :

Hadits ini memberikan tiga bisyaroh atau kabar gembira, yaitu : 

1.    Perbuatan baik akan menjaga diri dari mati yang buruk. Para ulama mengatakan, yang dimaksud "kematian buruk" ialah seperti tabrakan, tenggelam, dan terbakar.  Atau juga mati dalam kondisi disesatkan setan dan mati pengecut lari dari medan pertempuran jihad fi sabilillah.  Ada yang memaknai maksud dari kematian buruk ialah mati dengan tiba tiba atau mati di tempat terbuka (terlihat dimuka umum).

2.    Sodaqoh secara sembunyi sembunyi akan mereda murka Allah Tidak ada suatu amalan yang lebih meredamkan amarah Allah kecuali bersedekah.  Maka raihlah cinta Allah dengan memperbanyak sedekah. 

Hikmah dari istimewanya sedekah yang tersembunyi:

وَلأِنَّ الإْسْرَارَ بِالتَّطَوُّعِ يَخْلُو عَنِ الرِّيَاءِ وَالْمَنِّ ، وَإِعْطَاءُ الصَّدَقَةِ سِرًّا يُرَادُ بِهِ رِضَا اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَحْدَهُ وَنُقِل عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَوْلُهُصَدَقَةُ السِّرِّ فِي التَّطَوُّعِ أَفْضَل مِنْ صَدَقَةِ الْعَلاَنِيَةِ بِسَبْعِينَ ضِعْفًا
Artinya : Karena amalan sunnah yang tersembunyi tidak akan terkena riya dan sifat mengungkit-ngungkit pemberian, dan pemberian sedekah secara tersembunyi diinginkan dengannya keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dinukilkan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata :  “Sedekah secara tersembunyi dalam sedekah sunnah lebih utama daripada sedekah secara terang-terangan sebanyak 70 kali lipat”. [Ahkam Al Quran, Karya Ibnul Araby, 1/236]. 

Namun, _kadang kadang bersedekah dengan terang terangan itu juga  diperlukan, jika disitu ada manfaat yang lebih besar. Semisal seorang tokoh masyarakat bersedekah di depan masyarakatnya,  tujuannya untuk mendorong masyarakat  ikut juga dalam bersedekah, maka hal yang seperti ini  justru malah lebih utama.

Berkata Al Khathib:

إِنْ كَانَ الْمُتَصَدِّقُ مِمَّنْ يُقْتَدَى بِهِ ، وَأَظْهَرَهَا لِيُقْتَدَى بِهِ مِنْ غَيْرِ رِيَاءٍ وَلاَ سُمْعَةٍ ، فَهُوَ أَفْضَل

“Jika seorang yang bersedekah termasuk dari seorang yang dipanuti lalu ia memperlihatkannya agar diikuti tanpa ada perasaan riya’ dan sum’ah, maka ini lebih utama”. [Al Mughni Al Muhtaj, 3/121].

Jika Allah sudah cinta kepada ahli sedekah maka Allah akan amankan dia dari segala macam kesengsaraan hidup.

Sebagaimana keterangan berikut :

صدقةٌ قليلةٌ تدفعُ بلايا كثيرةً
“sedekah sedikit akan menolak banyak balak/kesengsaraan”
(sebuah ungkapan dalam kitab Kasyfu Al Khufa' 2/30 karya Al Ajalunj).


عن أبي أمامة الباهلي: دَاوُوا مَرضاكُمْ بِالصَّدقةِ
“Obatilah orang sakit diantara kalian dengan sedekah”.
[HR. Baihaqi, sohih].

3.    Silaturohmi memanjangkan umur. Perpanjangan umur yang dimaksud tidaklah bertentangan dengan takdir ketetapan Allah.  Imam Ibnu Qutaibah menerangkan bahwa maksud dari penambahan umur di dalam hadis tersebut dapat dipahami dengan dua makna:

Pertama : Diberikan kehidupan yang berkah, kelapangan rizki dan kesehatan badan. Jadi bisa jadi ketetapan umurnya sudah pasti, cuman disisa-sisa hidupnya menjadi berkah dan bermanfaat.

    Kedua : Allah Swt telah menetapkan batas usia hambaNya selama 100 tahun. Kemudian Dia menjadikan postur, susunan, dan struktur tubuh yang hanya bisa bertahan hidup selama 80 tahun saja. Namun, dengan bersilaturahim, Allah Swt. menambah susunan dan struktur tubuhnya serta melengkapi segala kekurangan sehingga ia bisa hidup 20 tahun lagi dari kapasitas fisik sebelumnya hingga ia bisa genap berumur 100 tahun.  (Ta’wilu Mukhtalaf Al hadis ).


-MT AS SAKINAH-

Kunjungi :



# FB : Taklim As Sakinah

# Gmail : jauharulfoundation@gmail.com

REZEKI TAK AKAN KEMANA

*MUTHOLAAH VOL.105*


“REZEKI TAK AKAN KEMANA”





عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ :
)) أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ ((


ARTI HADITS :

Dari Jabir rodiyallahu 'anhu bahwasanya Rosulullah shollalu 'alaih wa salam bersabda :

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram”.

[HR. Baihaqi, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak dan disepakati Ad-Dzahabi].



PENJELASAN HADITS  : 

Prinsip dasar yang harus kita tanamkan dalam hidup ini ialah “rezeki itu sudah dijatah oleh Allah”.  Selama  manusia hidup maka membawa rezekinya masing-masing. Oleh karena itu, apapun kondisi perekonomian kita, jangan sampai memicu kepada pelanggaran syariat, dengah melakukan tindakan tindakan kriminal, praktek pesugihan, praktek ribawi dan semacamnya.  Karena begitu pastinya jatah rezki, maka Rosulullah saw mewasiatkan agar “jangan liar dalam mencarinya”. Tetaplah konsisten dengan menempun jalan rezeki yang halal. 

Sekeras dan senekat apapun dalam mencari rizki maka kesemuanya tidak akan didapatkan kecuali hanya apa yang sudah di tetapkan oleh sang maha kuasa untuk menjadi miliknya. Setiap ketetapan rizki yang sudah Allah tetapkan kepada manusia, maka pasti rezeki itu akan dia nikmati sampai benar benar habis. Manusia tidak akan meninggal keculi sudah menikmati habis jatah rezekinya.  Meski rizki sudah dijatah, namun sampainya rizki ke manusia mengalami kendala kendala yang mungkin disebebkan oleh ulah manusia itu sendiri, utamanya adalah perilaku maksiat dan dosa, maka hal itu akan menghambat sampainya rizki kepada yang berhak. Oleh sebab itu Islam mengajarkan amalan-amalan agar supaya rezeki  lancar sampai kepada yang berhak tanpa adanya penghalang. 

Diantaranya adalah : 

Memperbanyak bacaan istighfar. 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”.  [QS. Nuh: 10 – 12]. 

Memperbanya doa supaya diajuhkan kefakiran

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ وَالذِّلَّةِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kemiskinan, kehinaan. Dan aku berlindung kepada-Mu jangan sampai aku mendzalimi atau didzalimi”. [HR. Ahmad 8053, Abu Daud 1546, sohih].

Hakekat rezeki adalah apa yang di konsumsi/pergunakan dan apa yang  disedekahkah. Selain itu maka hanya sekedar klaim, selebihnya harta itu akan berpindah ke tangan orang lain.  Sekaya apapun manusia, sebanyak apapun penghasilannya, dia tidak akan mampu melampaui jatah rizkinya. 








Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يَقُولُ ابْنُ آدَمَ- مَالِى مَالِى  -قَالَ  وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ

“Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” padahal hakekat dari hartamu – wahai manusia – hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kami gunakan sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat”. [HR. Ahmad 16305, Muslim 7609].


-MT AS SAKINAH-

Kunjungi :

# FB : Taklim As Sakinah

# Gmail : jauharulfoundation@gmail.com