*MUTHOLAAH Vol 88* 22/01/2018
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال:
َ *_إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَة_ُ*
رواه البخاري
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*Arti hadits:*
_Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:_
*"Kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan dihari kiamat, ia adalah seenak-enak penyusuan dan segetir-getir penyapihan."*
(HR. Bukhori, Sohih)
*_✍🏼PENGERTIAN HADITS ✍🏼_*
Nabi SAW memberikan statemen bahwa kebanyakan manusia ini rakus dan ambisius terhadap jabatan dan kekuasaan. Dia merasa bangga ketika berkuasa dan terkenal,sedikitpun tidak mempertimbangkan konsekuensi dan akibat dari kekuasaan yang dia emban. Atau mungkin masih ada yang menyadari konsekuensinya, akan tetapi ia menyederhanakan persoalan, sehingga dia tetap pada ambisinya semula.
Padahal ketahuilah... ! Pemimpin yang mengemban amanah umat akan sengsara dan menyesal dì hari kiamat nanti jika ia tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan adil dan istiqomah dengan meneladani konsep kepemimpinan Rosulullah saw dan para kholifahnya.
Hadits ini menjadi dasar supaya kita menjahui kepemimpinan. Karena begitu beratnya pertanggungjawaban di akhirat,terlebih kepada orang lemah. Lemah dengan artian tidak mampu memimpin dikarenakan tidak ada jiwa kepemimpinan padanya, atau lemah dengan artian tidak kuat dengan godaan dunia yang terus menerus membayang-bayangi dalam kursi kekuasaan, untuk supaya menghindar darinya.
Namun sebaliknya, bagi orang yang mampu untuk memimpin, bisa adil, dan kuat iman dalam segala godaan yang menjerumuskan maka keutamaan pahala yang didapat juga begitu besar. Seperti diceritakan dalam hadits sohih (riwayat Bukhori & Muslim):
_Imam atau pemimpin yang adil akan mendapatkan naungan di hari kiamat kelak, yang mana tidak ada naungan kecuali naungan Allah swt_.
Tak dipungkiri bahwa kursi kekuasaan merupakan tempat yang sangat rawan untuk menjerumuskan manusia kepada kedosaan. Oleh karenanya banyak orang-orang besar dikalangan para solihiin tidak mau mengemban amanah kepemimpinan, takut terjerumus pada kedosaan.
*Kalimat فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ ( seenak-enak penyusuan)*, merupakan kalimat perumpamaan dari enaknya kekuasaan selama menjabat ketika di dunia. Sedang *kalimat وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَةُ (segetir-getir penyapihan)* perumpamaan dari masa hilangnya kekuasaan baik karena sebab kematian atau lengser ia dari jabatannya.
Penguasa itu bagaikan anak yang menyusu. Dia menikmati betul enaknya air susu. Padahal masa penyusuan itu tidak lama, sebentar lagi pasti akan disapih oleh ibunya. Persis dengan kekuasaan, terasa nikmat ketika masih berkuasa.Tapi ketahuilah! kekuasaan itu tidak langgeng,sebentar lagi pasti akan hilang. Baik dengan sebab kematian yang menggiring dia kepada kesengsaraan yang selama-lamanya di alam akhirat atau mungkin karena tumbang atau lengser darinya, sehingga dia harus menikmati keadaan terpuruk.
*_Nasihat: Jangan rakus akan kekuasaan. Bila berkeinginan untuk berkuasa maka hendaklah berfikir dan merenungi kembali akibat baik buruk yang akan didapat. Kepadanya, bertekatlah untuk menjadi pemimpin yang jujur lagi adil_*
Selanjutnya, bagi yang sudah berada didalam kursi kekuasaaan maka tetaplah berjihad untuk menjadi pemimpin yang amanah. Dan senantiasa berdoa kepada Allah agar dikuatkan iman dan di jadikan pemimpin yang muliya di dunia dan di akhirat.
_Disarikan dari kitab : Faidhul Qodir, jilid II, hadits no. 2537_.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*MT AS SAKINAH*
Kunjungi :
- # http://talimassakinah. blogspot.co.id
- # fb : Taklim As Sakinah
- # Gmail : jauharulfoundation@gmail.com
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال:
َ *_إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَة_ُ*
رواه البخاري
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*Arti hadits:*
_Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:_
*"Kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan dihari kiamat, ia adalah seenak-enak penyusuan dan segetir-getir penyapihan."*
(HR. Bukhori, Sohih)
*_✍🏼PENGERTIAN HADITS ✍🏼_*
Nabi SAW memberikan statemen bahwa kebanyakan manusia ini rakus dan ambisius terhadap jabatan dan kekuasaan. Dia merasa bangga ketika berkuasa dan terkenal,sedikitpun tidak mempertimbangkan konsekuensi dan akibat dari kekuasaan yang dia emban. Atau mungkin masih ada yang menyadari konsekuensinya, akan tetapi ia menyederhanakan persoalan, sehingga dia tetap pada ambisinya semula.
Padahal ketahuilah... ! Pemimpin yang mengemban amanah umat akan sengsara dan menyesal dì hari kiamat nanti jika ia tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan adil dan istiqomah dengan meneladani konsep kepemimpinan Rosulullah saw dan para kholifahnya.
Hadits ini menjadi dasar supaya kita menjahui kepemimpinan. Karena begitu beratnya pertanggungjawaban di akhirat,terlebih kepada orang lemah. Lemah dengan artian tidak mampu memimpin dikarenakan tidak ada jiwa kepemimpinan padanya, atau lemah dengan artian tidak kuat dengan godaan dunia yang terus menerus membayang-bayangi dalam kursi kekuasaan, untuk supaya menghindar darinya.
Namun sebaliknya, bagi orang yang mampu untuk memimpin, bisa adil, dan kuat iman dalam segala godaan yang menjerumuskan maka keutamaan pahala yang didapat juga begitu besar. Seperti diceritakan dalam hadits sohih (riwayat Bukhori & Muslim):
_Imam atau pemimpin yang adil akan mendapatkan naungan di hari kiamat kelak, yang mana tidak ada naungan kecuali naungan Allah swt_.
Tak dipungkiri bahwa kursi kekuasaan merupakan tempat yang sangat rawan untuk menjerumuskan manusia kepada kedosaan. Oleh karenanya banyak orang-orang besar dikalangan para solihiin tidak mau mengemban amanah kepemimpinan, takut terjerumus pada kedosaan.
*Kalimat فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ ( seenak-enak penyusuan)*, merupakan kalimat perumpamaan dari enaknya kekuasaan selama menjabat ketika di dunia. Sedang *kalimat وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَةُ (segetir-getir penyapihan)* perumpamaan dari masa hilangnya kekuasaan baik karena sebab kematian atau lengser ia dari jabatannya.
Penguasa itu bagaikan anak yang menyusu. Dia menikmati betul enaknya air susu. Padahal masa penyusuan itu tidak lama, sebentar lagi pasti akan disapih oleh ibunya. Persis dengan kekuasaan, terasa nikmat ketika masih berkuasa.Tapi ketahuilah! kekuasaan itu tidak langgeng,sebentar lagi pasti akan hilang. Baik dengan sebab kematian yang menggiring dia kepada kesengsaraan yang selama-lamanya di alam akhirat atau mungkin karena tumbang atau lengser darinya, sehingga dia harus menikmati keadaan terpuruk.
*_Nasihat: Jangan rakus akan kekuasaan. Bila berkeinginan untuk berkuasa maka hendaklah berfikir dan merenungi kembali akibat baik buruk yang akan didapat. Kepadanya, bertekatlah untuk menjadi pemimpin yang jujur lagi adil_*
Selanjutnya, bagi yang sudah berada didalam kursi kekuasaaan maka tetaplah berjihad untuk menjadi pemimpin yang amanah. Dan senantiasa berdoa kepada Allah agar dikuatkan iman dan di jadikan pemimpin yang muliya di dunia dan di akhirat.
_Disarikan dari kitab : Faidhul Qodir, jilid II, hadits no. 2537_.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*MT AS SAKINAH*
Kunjungi :
- # http://talimassakinah.
- # fb : Taklim As Sakinah
- # Gmail : jauharulfoundation@gmail.com
BalasHapusjokowi lahir tanggal
jokowi lemah
jokowi lucu banget
jokowi lombok
jokowi lulusan ugm
jokowi luhut
jokowi luar biasa
jokowi ldii
jokowi metallica
jokowi metal
jokowi mancing
jokowi merokok
jokowi mantu lagi
jokowi medan
jokowi meme
jokowi makan
jokowi main coc
jokowi menurut cak nun
jokowi masa kecil
jokowi merakyat
jokowi mati
jokowi memanah
jokowi meninggal
jokowi naik motor
jokowi ngamuk
jokowi news
jokowi ngakak
jokowi naik haji
jokowi nasdem
jokowi nyanyi
jokowi nikah
jokowi nu
jokowi natal
jokowi menangis
jokowi naik motor trail
jokowi nelpon
jokowi naik sepeda
jokowi novanto
jokowi ngawur
jokowi naik pesawat tanpa pengawalan
jokowi ngasih sepeda
jokowi naik trail di papua