*MUTHOLAAH
VOL.107*
“ENAM PRINSIP
PERDAMAIAN BERBANGSA”
عن عوف بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم:
أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا : ((إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ وَ سَفْكَ
الدَّمِ وَ بَيْعَ الْحُكْمِ وَ قَطِيْعَةَ الرَّحْمِ وَ نَشْوًا يَتَّخِذُوْنَ
الْقُرْآنَ مَزَامِيْرَ وَ كَثْرَةَ الشُّرَطِ))
رواه الطبراني، فى المعجم الكبير، صحيح
ARTI HADITS :
Dari Auf bin Malik rodhiAllahu anhu
berkata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :
“Aku khawatir atas kalian
enam perkara: imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin),
menumpahkan darah, jual beli hukum, memutuskan silaturahim, anak-anak muda yang
menjadikan Alquran sebagai seruling-seruling, dan banyaknya Aparat (yang zalim)”.
[HR. Ath Thabrani dalam Al Mu’jamul
Kabiir, sohih].
PENGERTIAN HADITS :
Ada
enam hal yang menjadi kehawatiran Nabi saw kepada umatnya, yaitu ;
1. Imaarotus Sufaha (Pemimpin pemimpin yang bodoh).
Siapa yang dimaksud
dengan imarotus sufaha' ini? maka beliau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
sendiri dalam hadits riwayat yang lain telah menjelaskan kepada salah seorang
sahabatnya yang bernama Ka’ab bin ‘Ujrah, beliau bersabda :
أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ
قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا
يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ
بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي
وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ
بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا
مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي
“Semoga Allah melindungimu
dari imarah sufaha”. Ia berkata, “Siapakah imarah sufaha itu?” Beliau bersabda,
“Yaitu pemimpin-pemimpin yang akan datang setelahku. Mereka tidak mau mengambil
petunjukku, dan tidak mau mengambil sunahku. Barangsiapa yang membenarkan
kedustaan dan membantu kezaliman mereka, maka ia bukan dari golonganku dan aku
bukan dari mereka, dan mereka tidak akan singgah di telaga haudlku. Dan barang
siapa yang tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak membantu kezalimannya,
maka merekalah golonganku dan aku dari golongan mereka, dan mereka akan singgah
di telaga haudlku”. (HR. Ahmad, Hadits Sohih).
Jadi jelas sudah bahwa
yang dimaksud dengan “iamarotus sufaha' ini ialah para pemimpin yang tidak
menjalankan syariat Islam didalam kepemimpinanya”. Jika hukum Allah tidak
diterapkan maka yang terjadi kehancuran dan tercabutnya berkah dari langit dan
dari bumi. Apa yang beliau Nabi saw pesankan kepada Ka'ab bin Ujroh ini, juga
berlaku kepada seluruh umat Islam. Kepada para penguasa hendaknya
memperhatikan setiap kebijakannya, jangan sampai kebijakan kebijakan yang
diambil bertentangan dengan konsep konsep keislaman. Juga kepada
rakyatnya hendaknya bersikap objektif. Dukunglah kebijaksanaan penguasa yang
baik dan penuh maslahat dan kritislah kepada kebijakan penguasa yang menyimpang
dan merugikan rakyat.
Ingat, menentukan
dukungan kepada penguasa didunia maka akan terbawa akibat dan efeknya sampai di
akhirat.
2. Safku Daam (penumpahan
darah).
Sejatinya, sesama muslim
adalah saudara. Sesama muslim seperti satu tubuh yang menyatu, tidak saling
melukai apalagi menumpahkan darah. Namun ketika sudah benar benar hidup di
dunia nyata, tak sedikit sesama muslim saling tikam dan saling bunuh. Banyak di
antara manusia yang tidak kuat mengendalikan emosi kemarahannya. Sehingga
melampiaskan emosinya dengan memukul hingga membunuh. Ketika orang sudah
memulai memukul dan lebih lebih membunuh berarti ia telah dikuasai oleh nafsu
syaithoni.
Pada keadaan seperti ini
lupalah ia akan dampak dosa yang sangat besar dari kasus seperti ini. Hal
seperti inilah yang sangat dikhawatirkan oleh Nabi saw. Dimana Umat
beliau begitu sulitnya menahan gejolak emosi nafsunya. Padahal membunuh sesama
muslim berdampak dosa sangat besar. Jiwa seorang muslim lebih berharga dari
dunia dan seisinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
قَتْلُ الْمُؤْمِنِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ
مِنْ زَوَالِ الدُّنْيَا
“Membunuh
mukmin lebih dahsyat di sisi Allah dari hancurnya dunia”
[Shahih
Targhib no 2440, dari hadits Buraidah].
Membunuh seorang muslim
tanpa hak, dosanya seperti membunuh manusia seluruhnya.
*مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِى
إِسْرَاءِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي
اْلأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا
أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا*
“Oleh karena itu, Kami
tetapkan bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia,
bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan di muka bumi, maka seakan – akan dia dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya”. (QS. Al Maidah: 32)
3. Bai'ul Hukmi_*(Jual beli
hukum).
Yang dimaksud dengan jual
beli hukum adalah suap-menyuap agar seorang hakim menghukumi memihak kepada
orang yang membayarinya, dan ini adalah dosa yang besar dan mendatangkan laknat
Allah Ta’ala. Karena kewajiban hakim adalah menghukumi manusia dengan ‘adil
sesuai dengan syariat Islam serta perundang undangan yang berlaku, maka jika
hukum dapat dibeli dengan uang, akan hancurlah negeri dan binasalah
manusia.
Jika ketidak adilan
merajalela maka suatu bangsa akan berakhir dan adzab Allah akan menimpa mereka.
Tegas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melaknat orang yang memberi
suap dan yang disuap
لَعَنَ اللَّهُ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ فِي
الْحُكْمِ
“Semoga
Allah melaknat orang yang menyuap dan menerima uang suap dalam hukum”.
(HR
Ahmad, sohih ).
4. Qotii'atu rohmi (memutus
hubungan silaturohmi).
Hal yang juga sangat dikhawatirkan
Nabi saw ialah begitu gampangnya kaum muslimin ini perpecahan belah. Umat
ini lemah karena sebab ketidak rukunan mereka. Banyak kasus, hanya perkara
perkara kecil meraka sudah saling membenci dan memutus hubungan
silaturohmi.
Jadi, “maklumi perbedaan,
waspadai perpecahan”, sebab perpecahan adalah misi utamanya setan dan antek
anteknya. Ada sebuah hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi
Muhammad _Shalallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ
الْمُصَلُّونَ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِى التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ » ))
أخرجه مسلم((
“Sesungguhnya setan telah
berputus asa untuk menjadikan orang-orang beriman menyembahnya di Jazirah Arab,
namun masih tersisa tipu dayanya yaitu mengadu domba diantara kalian”. (HR Muslim no. 2812).
5. Al Quran menjadi seruling
Peristiwa ini mengisyaratkan
betapa kurangnya manusia dalam memulyakan Al Qurah dan agama islam secara umum,
sehingga banyak dari manusia itu sendiri yang berani membuat lantunan lantunan
lagu dari ayat ayat Al Quran. Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
*المطلوب شرعا إنما هو التحسين بالصوت الباعث على
تدبر القرآن وتفهمه والخشوع والخضوع والإنقياد للطاعة فأما الأصوات بالنغمات
المحدثة المركبة على الأوزان والأوضاع الملهية والقانون الموسيقائى فالقرآن ينزه
عن هذا ويجل ويعظم أن يسلك فى أدائه هذا المذهب*
“Yang diminta oleh syariat
adalah membaguskan suara yang membangkitkan keinginan untuk mentadabburi
Alquran, memahami, khusyu, tunduk, dan taat. Adapun membaca Alquran dengan
nada-nada yang diada-adakan dengan wazan-wazan (pola kalimat) yang melalaikan
dan aturan musik, maka Alquran harus disucikan darinya, dan dibersihkan dari
cara-cara seperti itu”. (Lihat
; kitab Fadhail Al Quran).
Agama merupakan unsur
yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Sebab agama mempunyai fungsi
untuk mengkontorl perilaku manusia. Jika agama sudah dikesampingkan dan
dilecehkan maka tunggulah kehancuran suatu negri.
6. Katsrotus Syuroti (Banyak
aparat yang dholim).
Tentang kemunculan aparat
yang dholim ini sudah di prediksi oleh Nabi saw. sejak zaman dulu. Berarti
zaman beliau masih hidup belum muncul, baru setelah beberapa kurun
sepeninggalan beliau muncul aparat aparat yang zolim ini.
Nabi Saw bersabda :
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا
قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ
كَاسِيَاتٌ
“Dua kelompok dari ahli
Neraka yang belum pernah aku melihatnya: suatu kaum yang membawa cambuk
bagaikan ekor-ekor sapi, ia memukuli manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang”. (HR
Muslim).
Aparat ditugaskan untuk
memberikan perlindungan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa aman
dengan keberadaan aparat. Jika suatu zaman yang terjadi keberadaan mereka
membuat masyarakat tidak nyaman karena keagresipan mereka maka bertanda zaman
sudah dekat dengan hari kiamat, karena tanda yang diprediksikan Nabi saw telah
muncul.
Keenam macam yang
dikhawatirkan Nabi saw ini merupakan prinsip prinsip utama hidup damai
berbangsa dan bernegara. Jika ke enam macam yang membahayakajn ini hilang dari
suatu bangsa, maka makmurlah pula bangsa itu, namun jika keenam ini masih
terus berkembang maka tunggulah kehacuranya.
Ya Allah satukan hati
kaum muslimin, makmurkan hidup mereka, dan lindungilah mereka dibawah
pemguasa yang adil dan kasih sayang. Amin.
-MT AS SAKINAH-
Kunjungi :