*MUTHOLAAH
VOL.110*
“TIDAK ADA BALAS
DENDAM”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
:
))أَدِّ الْأَمَانَةَ
إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ((
رواه الترمذي و أبو داود. صحيح
ARTI HADITS :
Dari Abu Hurairah ia berkata :
Nabi Shlallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda:
“Tunaikanlah amanat
kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu dan janganlah engkau mengkhianati
orang yang mengkhianatimu”.
[HR. At Tirmidzi dan Abu Dawud, sohih].
PENJELASAN HADITS :
Asy
Syaikh al Mubarakfuri rahimahullah berkata, “(Amanah) adalah segala sesuatu
yang mewajibkan engkau untuk menunaikannya”. [Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami’ at
Tirmidzi (4/400)].
Kalimat
yang dipakai dalam hadits ini berupa kalimat perintah أد “( Tunaikanlah !)”, yang
memberikan makna wajib atau keharusan. Jadi, menunaikan amanah kepada yang
berhak adalah “sebuah kewajiban”, jika tidak ditunaikan maka akan tetap menjadi
*tanggungan hutang* yang berakibat dosa besar.
Al
Qurtubi mengatakan : “Menjaga amanah memberikan efek kesempurnaan iman.
Apabila iman mengalami penurunan, maka sifat amanah juga akan mengalami
penurunan, jika iman bertambah maka bertambah pula sifat amanah”. (Fiadul
Qodir, hal. 288, jilid. 1).
Hal
yang senada juga disampaikan oleh Roaulullah saw :
قال أنس
:
خَطَبَنَا نَبِيُّ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إلا قال
:
لاَ إِيْـمَانَ لِمَنْ
لاَ أَمَانَـةَ لَهُ، وَلاَ دِيْـنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَـهُ
“Tidaklah
Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah kepada kami, kecuali pasti
beliau bersabd : “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki (sifat)
amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya”. [ HR.
Ahmad, sohih].
Hadits
ini memberikan pelajaran berharga kepada kita, yaitu tidak boleh balas dendam
dari keburukan yang orang lain telah lakukan kepada kita. Jika tidak ada
dendam maka “yang ada adalah melonggarkan dan memaafkan”. Memaafkan adalah sifat yang amat sangat
terpuji. Jangan pernah merasa hina jika memaafkan. “Memaafkan adalah sebuah
kemulyaan” yang tiada tara besarnya.
Nabi
saw bersabda :
وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ
عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
“Dan
tidaklah Allah menambah seorang hamba karena memaafkan kecuali kemuliaan”. dan
tiada seorang yang rendah hati (tawadhu’) karena Allah melainkan diangkat oleh
Allah drajatnya”. [HR.
Muslim].
Jaminan
rumah khusus di surga yang Allah sediakan untuk orang orang yang suka
memaafkan.
*مَنْ سَرَّهُ أَنْ
يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ
ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ*
“Barangsiapa
yang ingin dibangunkan baginya bangunan di Surga, “hendaknya ia memafkan orang
yang mendzaliminya”. memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung
silaturahmi kepada orang yang memutuskannya”. [HR. Thabrani].
-MT AS SAKINAH-
Kunjungi
:
# FB
: Taklim As Sakinah
#
Gmail : jauharulfoundation@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar